Samsung Solve for Tomorrow - Melakukan inovasi di bidang layanan kesehatan untuk masa depan berkelanjutan
EDUCATION

Melakukan inovasi di bidang layanan kesehatan untuk masa depan berkelanjutan

Türkiye | 2024 Samsung Solve for Tomorrow

Point on 'Türkiye' in world map

Akses ke layanan kesehatan yang terjangkau masih menjadi masalah yang mendesak di seluruh dunia. Peralatan medis yang penting, seperti alat isolasi plasmid, sangat penting untuk memproduksi vaksin dan mengobati berbagai penyakit. Namun, banyak negara, termasuk Turki, menghadapi tantangan karena sangat bergantung pada impor yang mahal untuk alat-alat tersebut.

Didorong oleh keinginan untuk membuat layanan kesehatan lebih mudah diakses dan mengurangi biaya, Asmin Rana Avşar dan Alp Çakıroğlu, dua orang mahasiswa dari Istanbul, bergabung di Solve for Tomorrow Samsung di Turki. Sejak tahun 2020, Solve for Tomorrow Samsung di Turki telah menjadi yang terdepan dalam mengembangkan keterampilan teknologi penting dan telah menjangkau lebih dari 5.500 mahasiswa yang menginspirasi untuk menggunakan sains dan teknologi guna membentuk masa depan yang lebih berkelanjutan. Kedua mahasiswa tersebut memulai perjalanan ambisius untuk menciptakan solusi layanan kesehatan inovatif.

Foto grup peserta Türkiye Samsung Solve for Tomorrow

Memelopori Solusi Domestik untuk Layanan Kesehatan

Menyadari ketergantungan pada layanan kesehatan impor, Asmin dan Alp bekerja sama mengembangkan kit plasmid lokal yang hemat biaya untuk menunjang pengobatan diabetes. Terobosan ini bukan hanya mengurangi biaya produksi insulin untuk perawatan diabetes, tetapi juga menawarkan solusi yang dapat disesuaikan ukurannya untuk berbagai aplikasi ilmiah dan layanan kesehatan. Tujuan mereka sudah jelas: mengembangkan metode hemat biaya untuk produksi plasmid menggunakan bahan-bahan yang berasal dari dalam negeri. Proyek mereka mencakup pelaksanaan penelitian menyeluruh dan eksplorasi berbagai teknik untuk memurnikan plasmid di samping memastikan keberlanjutan.

Dengan memanfaatkan sumber daya lokal, mereka bertujuan untuk menurunkan biaya produksi insulin secara signifikan dan menghilangkan kerumitan logistik yang berhubungan dengan impor kit yang sangat penting ini. Pendekatan inovatif mereka bukan hanya menjanjikan keterjangkauan, tetapi juga mengatasi masalah lingkungan yang kritis, membuka jalan bagi sistem layanan kesehatan yang lebih mandiri. Kata Asmin, “Impian yang dahulu saya pasang pada empat dinding di kamar sewaktu masih duduk di kelas 10 terwujud melalui Solve for Tomorrow yang memberi dukungan dan bimbingan yang tak ternilai.”

Asmin Rana Avşar dan Alp Çakıroğlu

Sebuah Langkah Menuju Keadilan Kesehatan Global

Proyek bertujuan mengurangi ketergantungan pada impor yang mahal dan berpotensi menginspirasi inisiatif serupa di seluruh dunia, yang melampaui batas negara. Dengan mengurangi ketergantungan pada impor yang mahal, karya mereka sejalan dengan Sustainable Development Goal 3 (SDG3) (SDG3)-untuk memastikan kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. “Proyek ini bertujuan mengembangkan metode baru dengan menggunakan bahan-bahan yang berasal dari dalam negeri untuk menghasilkan plasmid murni. Harga obat-obatan untuk menyelamatkan jiwa tidak boleh setinggi langit,” kata tim ini.

Pendekatan inovatif Asmin dan Alp terhadap produksi vaksin dan pencegahan penyakit menunjukkan bagaimana solusi lokal bisa memiliki implikasi global. Melalui Solve for Tomorrow Samsung, generasi muda diberdayakan dengan alat dan dukungan yang mereka butuhkan guna mengatasi tantangan global dan membentuk masa depan yang lebih berkelanjutan dan adil dalam layanan kesehatan.

#SolveForTomorrow#TogetherForTomorrow#EnablingPeople

Ceritakan kisah Memberdayakan Manusia kepada teman.

Related Stories

Mengubah Limbah Teh Menjadi Solusi Berkelanjutan
Mengubah sampah sehari-hari menjadi solusi pintar
Memberdayakan Para Wirausahawan Muda
Membangun keterampilan kewirausahaan dan kemitraan masyarakat untuk mengatasi tantangan dunia nyata
Mengambil Risiko
Merayakan keberhasilan para siswa di Afrika