-
Membuka Peluang Dunia Digital
Mengejar pekerjaan impian bagi para mahasiswa Turki
-
Ide Menjadi Nyata
Mahasiswa dari Inggris memecahkan tantangan melalui inovasi
-
Pelatihan untuk Para Pemimpin Generasi Mendatang
Membantu para pemuda Arab Saudi untuk memecahkan masalah yang ada di dunia nyata
Membuka Peluang Dunia Digital

Samsung Innovation Campus di Türki merupakan program pendidikan yang membantu membina para mahasiswa muda, dengan membekali mereka kemampuan AI dan IoT sehingga keterampilan mereka lebih menonjol dibandingkan pelamar kerja lainnya. Sebagai negara dengan permintaan akan spesialis TIK di pasar kerja yang semakin meningkat, mahasiswa Türki ditawari pendidikan teknis unik dan pengalaman praktis melalui program ini.
Terlebih lagi, dengan kepemimpinan yang kuat dan bantuan dari para mentor profesional, Samsung Innovation Campus menawarkan kursus transformatif seputar alat dan teknik yang dapat diterapkan di dunia digital.

Setelah program selesai, para peserta menemukan keahlian yang lebih tinggi dan minat yang lebih besar terhadap TI dalam diri mereka.

Murathan Saygılı, salah seorang peserta tahun 2022, merasa membutuhkan pelatihan untuk mencapai impiannya menjadi seorang data scientist. “Sebelum bergabung dengan Samsung Innovation Campus, saya merasa tertinggal dalam bidang teknologi. Namun, setelah mengikuti program ini, saya merasa lebih percaya diri dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang machine learning dan AI. Saya akhirnya mendapatkan pekerjaan sebagai data scientist, seperti yang saya impikan!”
Setelah menyelesaikan program ini, Murathan secara aktif mencari peluang kerja. Kepercayaan dirinya selama wawancara, terutama disebabkan oleh pengalamannya di Samsung Innovation Campus. “Menguasai berbagai keterampilan TI itu penting, tetapi kemampuan presentasi yang efektif juga sama pentingnya,” ujarnya. “Apabila ditanyai tentang aspek teknis, saya dapat menjawabnya dengan mudah. Samsung Innovation Campus telah menyoroti bahwa yang penting itu bukan hanya memberikan hasil tetapi juga menunjukkan hasilnya secara efektif kepada audiens.”

90% mahasiswa yang telah menyelesaikan Samsung Innovation Campus di Türki berhasil mendapatkan pekerjaan di bidang terkait. Penyebabnya sebagian besar adalah pelatihan program yang menyeluruh yang tidak hanya mencakup keterampilan teknis tetapi juga soft skill.
Aslı, Senior Manager Manajemen Keberlanjutan Korporasi di Samsung, menyatakan, “Seiring meningkatnya pengalaman melalui pendidikan teknis, Samsung Innovation Campus menyediakan keterampilan sosial guna meningkatkan kelayakan kerja mahasiswa dan kemampuan mereka untuk menghidupkan pengetahuan.” Peserta lain dari program ini, Gözde Gözütok, sependapat dan menyatakan, “Selain pelatihan teknis dari para mentor, saran mereka mengenai keputusan karier sangat membantu dalam menentukan masa depan saya.”
Samsung Innovation Campus tetap berkomitmen membentuk masa depan generasi mendatang. Program ini akan diperluas bersama para mahasiswa Turki, yang membimbing mereka menuju aspirasi mereka dan memberdayakan mereka untuk memberi dampak yang berarti melalui kekuatan teknologi.
Bagikan kisah ini untuk menginspirasi generasi berikutnya dalam menemukan hasrat mereka.
Ide Menjadi Nyata

Samsung Solving for Tomorrow adalah kesempatan unik bagi generasi muda dari semua latar belakang untuk menyampaikan semangat dan ide mereka serta mempelajari sejumlah keterampilan untuk mewujudkannya.
Pada tahun 2023, Solve for Tomorrow di Inggris menarik perhatian lebih dari 650 inovator muda di seluruh negeri untuk mengemukakan ide-ide mereka. Para mahasiswa yang bercita-cita tinggi ini dipersiapkan untuk menghadapi tantangan masa depan melalui teknologi, untuk menciptakan kontribusi yang berarti bagi masyarakat dan planet kita.

Di antara proyek tersebut, terdapat dua proyek yang menarik perhatian juri dengan ide-ide inovatif tetapi realistis, yang dirancang untuk memperbaiki air yang tercemar dan membantu para petani untuk meningkatkan hasil panen. Baca terus untuk mengungkap potensi proyek unggulan ini.

Yang menempati posisi teratas dalam kategori 16-18 yaitu Joseph, Ben, dan Liam – tiga orang peserta muda dari Bromley dan Beckenham di London Raya dan Epsom. Di Solve for Tomorrow, ketiganya mempresentasikan gagasan mereka, OLEO. Perangkat inovatif ini memanfaatkan limbah minyak goreng dari rantai makanan cepat saji dan restoran untuk memurnikan air yang terkontaminasi, sehingga menghilangkan mikroplastik secara efektif.
Senang dengan kemenangan mereka, Joseph berkata, “Kami berharap dapat lebih mengembangkan ide kami menjadi produk dan bisnis sungguhan. Dapat berkolaborasi dengan mentor dan rekan-rekan menjadi pengalaman yang luar biasa.”
“Teknologi di masa depan akan memainkan peran penting dalam kehidupan setiap orang,” tambah rekan setimnya, Liam. “Jika Anda melihat perkembangan smartphone selama 20 tahun terakhir, teknologi telah tumbuh dengan kecepatan eksponensial. Teknologi akan terus berkembang ke bidang baru yang belum kita lihat!”
Kemenangan besar di Solve for Tomorrow hanyalah permulaan, yang mendorong ketiganya maju dalam upaya menciptakan inovasi teknologi yang dapat memberi dampak.

Kiara Taylor, seorang peserta berusia 24 tahun dari Berkshire menjadi sorotan dalam kategori 18-25. Inovasinya, ReGrow, membawa pulang penghargaan dengan ide memanfaatkan limbah elektronik dalam membangun sistem irigasi yang terjangkau bagi para petani Ghana. Teknologi ini bertujuan untuk meningkatkan hasil panen dan meningkatkan produktivitas pertanian.
Setelah kemenangan besar tersebut, Kiara kini mengarahkan pandangannya untuk menyempurnakan konsepnya melalui pembuatan prototipe putaran kedua dan pengujian di dunia nyata. “Saya ingin menerapkannya di Ghana, negara yang menjadi target saya, yang sangat berbeda dengan Inggris, jadi akan sangat menarik!”
Saat dia mencari cara untuk mengambil langkah berani dalam memulai proyeknya di luar negeri, Kiara berterima kasih atas program yang memupuk pemahaman langsung tentang pengembangan bisnis serta pemikiran kreatif. “Sebagai anak muda yang belum memiliki pengalaman industri, bertemu dengan para mentor dan pakar industri sangatlah bermanfaat,” katanya. “Saya merasa sangat bersemangat untuk melihat apa yang akan terjadi di masa depan.”
Bagikan kisah ini agar dapar menginspirasi pikiran kaum muda untuk menciptakan solusi bagi masyarakat.
Pelatihan untuk Para Pemimpin Generasi Mendatang

Samsung Innovation Samsung di Kerajaan Arab Saudi dimulai pada bulan Februari 2020. Sejak awal, program ini telah memberikan pengetahuan penting dan kompetensi inti yang diperlukan untuk memperoleh pekerjaan di tempat kerja yang kompetitif dan dipacu oleh teknologi.
Samsung Innovation Campus, yang diselenggarakan di Al Faisal University dalam kemitraan dengan Mohammed bin Salman Foundation, membantu mahasiswa dalam membangun pengalaman dalam teknologi penting seperti AI dan IoT. Kejayaannya berlanjut hingga tahun 2023, yang membekali para lulusan Arab Saudi yang menganggur dengan bakat yang diperlukan.

Saat ditanya, para siswa dengan suara bulat menganjurkan program ini kepada teman-temannya. Khaled, Abdullah, dan Moataz dari angkatan 2023 berbagi kisahnya.

Khaled Mohammed Babtain, peserta program Artificial Intelligence, mempelajari konsep Probabilitas dan statistik, Analisis Regresi, Analisis Kluster, Pengolahan Bahasa Alami, Pengolahan Citra, dan Model Prediksi. Dia juga diajarkan soft skill seperti cara mendiskusikan hasil teknis kepada vendor atau pelanggan.
“Karier saya telah berkembang secara signifikan saat saya mulai menerapkan konsep dan praktik ini di bidang pekerjaan saya. Saya benar-benar mampu membuat perbedaan di samping menyediakan solusi yang tepat untuk setiap masalah,” kata Khaled. Dia mengungkapkan ambisinya untuk lebih menerapkan hasil belajarnya ke dunia nyata. “Melalui posisi saya saat ini dalam mengelola dan menganalisis data dan AI, saya ingin membantu menemukan.

Bagi Abdullah Ayman Gharab, Samsung Innovation Campus memicu semangatnya untuk menggali dunia Kecerdasan Buatan lebih dalam lagi. “Kursus ini telah mengajari saya cara menggunakan Python dan teknologi modern untuk kepentingan ilmiah dan praktis,” kata Abdullah. “Langkah saya selanjutnya yaitu menerapkan apa yang telah saya pelajari untuk memberi manfaat bagi masyarakat dengan menggunakan AI agar dapat menyeimbangkan sumber daya guna mencapai ketahanan pangan dunia.”
Moataz Hamed Al-Subhi, peserta lain dalam program Kecerdasan Buatan, memutuskan untuk bergabung karena keinginannya yang kuat untuk mempelajari salah satu teknik Revolusi Industri Keempat. Moataz berkomentar, “Saya belajar banyak dari program ini seperti cara memahami dan menerapkan alat Ilmu Data untuk mengembangkan algoritme AI dan menerapkannya pada masalah di dunia nyata.”
Bagikan kisah tentang para pemimpin masa depan yang semakin mendekati impian mereka.